PENDIDIKAN KARAKTER SMA PL “ST. LOUIS IX” DI DENHANUD PASGAT 474

PENDIDIKAN KARAKTER SMA PL “ST. LOUIS IX” DI DENHANUD PASGAT 474

 

Klitih aslinya merupakan kegiatan mengisi waktu luang secara positif. Tapi semenjak peraturan pemerintah Kota Yogyakarta yang melarang kegiatan tawuran, sekitar tahun 2007, para remaja memahami konsepsi klitih secara berbeda. Ketika tawuran dilarang, para remaja akan berkeliling mencari musuh pada malam hari.

 

Hal ini terkemuka dalam penjelasan trend remaja di Jogja, oleh tim Pasgat, kepada siswa-siswi kelas X SMA Pangudi Luhur “St. Louis IX” Sedayu. Kegiatan “Pelatihan Pekan Kedisiplinan dan Kepemimpinan” ini dilaksanakan di Detasemen Pertahanan Udara (Denhabud) Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) 474 Yogyakarta, Jumat (10/6) sampai (12/6). 98 siswa kelas X mengikuti kegiatan Pendidikan Karakter tahunan ini.

 

Mencari musuh pada malam hari merupakan bentuk pencarian jati diri, mencoba-coba. Coba-coba ini akan menuju kepada perilaku menyimpang, dan disebut sebagai kenakalan remaja (juvenile delinguency). Penyebab terjadinya klitih antara lain masalah keluarga, yaitu masalah dengan orang tua, pengaruh interaksi dengan kelompok lingkungan dan keinginan mencari jati diri.

 

Mayor (Pas) Agung Setyo Yuniarto, Komandan Denhanud 474, mengatakan para siswa akan diberi materi bela negara, wawasan kebangsaan dan trend masa kini di Jogja, seperti klitih. Dalam kegiatan ini para pelatih hanya meminta agar para siswa belajar mengendalikan sikap, gerakan dan suara. Karena kesuksesan bukan semata persoalan kepintaran saja, namun juga soal karakter.

 

Pelatihan pekan kedisiplinan dan kepemimpinan ini diisi dengan kegiatan pelatihan baris berbaris, out bond, lintas alam, ekaristi, kunjungan ke museum dirgantara dan bakti social. Bakti social dilaksanakan di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala dan Gereja Katolik Santo Mikael Pangkalan AU, dalam bentuk kebersihan lingkungan.

Share this Post